Scroll Top

Ekspor Tekstil Naik, Ekonomi Indonesia Bangkit

Selama pandemi covid-19, tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi salah satu sektor yang terpuruk di pasar domestik. Meski demikian, ekspor tekstil mampu memperlihatkan taring. 

Sepanjang tahun 2020, ekspor TPT hanya senilai US$10,55 miliar, turun (-17,7 persen yoy) dari tahun 2019. Penurunan tersebut terjadi pada segmen benang (-27,3 persen yoy), kain (-15,7 persen yoy), dan pakaian jadi (-15,1 persen yoy). Dampak dari penurunan kinerja sektor ini juga berpengaruh pada berkurangnya jumlah tenaga kerja hingga 13 persen (yoy).

Di atas kertas, kontribusi TPT terhadap total PDB nasional tahun 2020 sebesar 1,21 persen (dari 1,26 persen pada 2019). Sementara itu, kontribusi ekspor TPT terhadap total ekspor turun menjadi 6,12 persen di 2020 (dari 7,15 persen pada 2019). Penurunan terbesar berasal dari pakaian jadi yang memiliki porsi 66 persen dari total ekspor TPT Indonesia. 

Ekspor TPT tertekan dari tiga sisi, yakni permintaan, suplai, dan distribusi, yang terpengaruh oleh kelangkaan kontainer yang mendorong kenaikan harga. 

Meninjau dari tiga tahun sebelumnya, sektor ini terus tumbuh positif dalam rentang 2017-2019. Pada 2017, pertumbuhannya tercatat sebesar 3,83 persen. Kemudian, naik menjadi 8,73 persen pada 2018, dan tumbuh menjadi 15,35 persen di tahun berikutnya. 

Berdasarkan kajian yang disusun oleh IEB Institute, TPT berperan penting terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut terlihat melalui kontribusinya bagi Produk Domestik Bruto (PDB), ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. 

Permintaan APD Bantu Industri Tekstil

Sumber: Unsplash/Kelly Sikkema

Kendati demikian, industri tekstil dan pakaian jadi masih berpeluang bangkit. Salah satunya dengan memanfaatkan ekspor alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD) dan masker yang menjadi bagian dari produk TPT. 

Berdasarkan data Dashboard Monitoring Alat Kesehatan (DMA), ekspor TPT mencapai 470,8 juta potong setiap bulan. Secara rinci, kapasitas produksi APD per bulan mencapai 39,6 juta potong. Kapasitas produksi pakaian bedah (gown) mencapai 24,93 juta potong per bulan. 

Untuk masker bedah, kapasitas produksinya mencapai 405,9 juta potong per bulan. Sedangkan, kapasitas produksi masker N95 mencapai 360 ribu potong per bulan. 

Dengan kapasitas tersebut, Indonesia dapat memproduksi 356,4 juta potong APD hingga akhir 2021. Adapun produksi pakaian bedah hingga Desember 2021 diproyeksi mencapai 224,4 juta potong, masker bedah 3,6 miliar potong, dan masker N95 3,2 juta potong. 

Bisakah Ekspor Tekstil Bangkit? 

Bisakah Ekspor Tekstil Bangkit?
Sumber: Unsplash/Rio Lecatompessy

Jika harus lebih dahulu menanggapi pertanyaan di atas, jawaban yang tepat adalah bisa! Terlebih adanya upaya penuh dari pihak pemerintah, melalui Kementeruan Perindustrian RI. 

Kemenperin terus mendukung pelaku industri kecil dan menengah (IKM), termasuk sektor tekstil dan pakaian jadi agar bangkit dari dampak pandemi. 

“Kita tahu IKM bisa lebih lincah berstrategi dengan memanfaatkan aset dan peluang yang ada sehingga kinerja produktivitasnya dapat meningkat,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin, 7 Juni 2021. 

Agus menyampaikan bahwa ekspor TPT perlu dioptimalkan kembali setelah terkena pukulan dampak pandemi. Hal ini sejalan dengan optimisme dari pertumbuhan produksi dan permintaan manufaktur yang semakin menunjukkan angka positif. 

“Harapan positif terlihat dari angka purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia yang saat ini berada di posisi tertinggi di Asia. PMI manufaktur Indonesia tembus ke level 55,3 pada Mei 2021, serta lebih tinggi dari negara-negara lain seperti Vietnam, India, Cina, dan Korea Selatan,” ungkapnya. 

Kemenperin akan terus aktif mendukung pemulihan produktivitas IKM TPT. Salah satunya dengan memberikan fasilitas seperti restrukturisasi mesin, membuka akses pasar, dan memberikan pelatihan pemasaran daring untuk mengejar pertumbuhan positif. 

Sejalan dengan upaya pemerintah, ExportHub.id mendukung penuh usaha pemerintah dan berkomitmen menyiapkan program terpadu untuk memicu ekspor tekstil. Di antaranya ialah meningkatan kapasitas SDM, membuka lebar akses ke pelanggan global, serta menyediakan pasar uji coba di dalam negeri. [*] AS/ExportHub.id

Leave a comment